Translate

Kamis, 24 Maret 2016

4 Cara Self Hypnosis

1. MENGAKSES PIKIRAN BAWAH SADAR

Cara mengakses pikiran bawah sadar ini melalui proses relaksasi fisik dan mental, serta juga berfokus hanya pada satu hal saja.

Pilih raungan yang kondusif untuksesi self hipnosis anda. Pada orang yang baru belajar self hipnosis di perlukan sebuah ruangan yang tenang, nyaman dan tanpa gangguan. Anda dapat mmutar musik-musik relaksasi untuk membantu anda, bisa juga dengan membakar wangi-wangian aromaterapi. Atau tanpa keduanyapun sesi self hipnosis tetap akan mudah berlangsung.

Bagi yang sudah terlatih, akan mampu mengakses pikiran bawah sadar dimanapun dan kapanpun dengan sangat cepat, bisa dengan hitungan 1 sampai 10 sudah langsung bisa masuk kondisi bawah sadar. Untuk teknik yang cepat ini memerlukan latihan dan kesabaran, yang mungkin akan saya bahas di postingan berikutnya.

Pada postingan ini yang saya jabarkan adalah cara self hipnosis yang mudah dan umum dapat digunakan siapa saja, tanpa latihan cukup mengikuti langkah-langkah ini dengan benar dan berurutan.

Baik, anda dapat mempersiapkan diri anda dengan duduk bersandar maupun dengan berbaring, manapun yang anda pilih harus merupakan posisi yang paling nyaman bagi diri anda.

Selanjutnya, fokuskan perhatian pada napas anda, tarik napas dalam-dalam lalu keluarkan lewat mulut perlahan-lahan. Sambil anda mengatur napas anda bayangkan anda menarik udara yang bersih dan segar sekali yang membuat tubuh anda menjadi sangat rileks dan segar. Bayangkan pula anda membuang udara kotor dari dalam tubuh anda ketika anda menghembuskan napas. Rasakan pula bahwa setiap anda menarik dan menghembuskan napas. anda di bawa ke kondisi yang lebih rileks.

anda dapat menambahkan sugesti berikut ini : (katakan dalam hati)

saat ini, aku menarik energi positif setiap kali aku menarik napas, dan mengeluarkan energi negatif setiap aku menghembuskan napas. Semakin lama, aku semakin rileks dan tenang. dan aku merasa berada dalam konsisi nyaman yang sangat dalam.

Bayangkan (visualisasikan ) sebuah bola sinar putih berada di ubun-ubun anda dan membuat sekitarnya menjadi rileks. Kemudian rasakan dan bayangkan sinar itu mulai memanjang turun ke kening, alis mata, hidung, dan dagu anda dengan sangat perlahan-lahan dan pasti. Dan anda mulai merasakan sangat rileks pada anggota badan anda yang terkena cahaya tersebut. Berkatalah dalam hati :

saat ini, mulai dari ubun-ubun kepala sampai daguku diselimuti oleh bola sinar putih sejuk ini,semuanya menjadi sangat rileks dan malas untuk digerakkan lagi.

cobalah untuk mulai menggerakan kelopak mata anda.  Saat kelopak mata anda mulai terasa malas untuk dibuka dan digerakkan, teruskan untuk membayangkan sinar putih itu memanjang terus kebarah menuju leher hingga dada.

tapi jika mata anda masih belum terasa malas untuk dibuka, lanjutkan dengan mengucapkan kalimat semacam ini :

Dalam hitungan mundur, mulai dari tiga,aku akan berada dalam kondisi yang lebih dalam lagi sehingga kepalaku sangat rileks dan sangat malas untuk digerakkan. Tiga …, bertambah relaks dan dalam…. Dua…., semakin relaks dan dalam….  Satu…, benar-benar sangat relaks dan dalam,

Setelah itu lanjutkan sinar tersebut memanjang kebawah ke leher, hingga ke dada.

Saat ini, rasa relaks tersebut telah menjalar hingga ke leher dan dadaku. sehingga sekarang, mulai dari ubun-ubun sampai dadaku terasa relaks dan nyaman yang sangat dalam.

Kemudian lanjutnya kebawah, sambil mengetakan dalam hati :

saat ini, rasa relaks tersebut talah men-jalar hingga ke leher dan dadaku sehingga sekarang, mulai dari ubun-ubun, lengan dan jari-jari tangan, punggung, perut, dan pahaku berada dalam kondisi relaks dan nyaman sangat dalam. begitu dalam sehingga kedua lenganku  sangat malas untuk di gerakkan

coba gerakkan salah satu lengan anda perlahan-lahan. Jika masih terasa belum malas untuk digerakkan bisa anda lanjutkan dengan mengatakan di bawah ini :

dalam hitungan mundur, mulai dari tiga, aku akan berada dalam kondisi yang lebih dalam lagi sehingga kedua lenganku menjadi sangat relaks dan malas sekali untuk di gerakkan. tiga…, bertambah relaks dan dalam… dua…, semakin relaks dan dalam…  Satu…., benar-benar sangat relaks dan dalam.

kemudian lanjutkan :

saat ini rasa relaks tersebut telah menjalar ke seluruh tubuhku, mulai dari ubun-ubun hingga jari-jari kakiku. begitu dalam sehingga jari-jari kakiku sangat malas untuk di gerakkan.

JIka belum terasa malas untuk digerakkan silahkan lanjutkan di bawah ini :

Dalam hitungan mundur mulai dari tiga, aku akan berada dalam kondisi yang lebih dalam lagi sehingga jari-jari kakiku menjadi sangat relaks dan malas sekali untuk di gerakkan. tiga…., bertambah relaks dan dalam…. Dua…, semakin relaks dan dalam… Satu…, benar-benar sangat relaks da dalam.

2. MELAKUKAN PENDALAMAN RELAKSASI

katakan dalam hati :

Aku menghitung mundur dari 10 hingga 1 dan setiap hitungan mundur berjalan, aku dibawa dalam kondisi relaks dan nyaman yang semakin dalam.

3. MENSUGESTI DIRI SENDIRI

Anda dapat mensugesti diri anda sendiri, sesuai dengan kenginan anda. Dengan mengucapkannya dalam hati, sebaiknya anda menyusun terlebih dahulu sugesti yang akan anda berikan sebelum sesi self hipnosis dilakukan.

Perhatikan prinsip-prinsip dalam merangkai kalimat sugesti, yaitu menggunakan kalmat positif. Hindari kata-kata: “Tidak”, “Jangan”, dan sejenisnya karena kata-kata semacam itu dapat menimbulkan salah pemahaman dari pikiran bawah sadar. contohnya hindari kalimat “Saya tidak merokok lagi”  gantikan dengan kalimat “saya berhenti merokok”. Prinsip berikutnya adalah gunakan kalimat yang menyatakan kondisi sekarang, bukan kondisi yang akan dilakukan pada masa mendatang.  Sertakan juga alasan-alasan positif yang menharuskan anda menjalankan sugestinya.

contoh sugesti untuk berhenti merokok :

Mulai saat ini dan seterusnya, saya meninggalkan kebiasaan merokok saya, untuk dapat hidup lebih baik dan sehat bagi diri sendiri, keluarga danorang sekitar saya”

dan ualng-ulang sugesti secukupnya sehingga benar-benar tertanam dalam pkiran kita.

4. KEMBALI KE KONDISI NORMAL

Kini, aku akan menghitung dari 1 sampai 10 dan pada hitungan ke-10, aku meninggalkan kondisi hipnosis ini untuk kembali normal dan membuka mata, dengan kondisi saat aku telah termotivasi/meninggalkan kebiasaan buruk…. aku memulai hidup baru sekarang dan seterusnya.

akhirnya selesai juga, cara mensugesti diri sendiri untuk berbagai kebutuhan dan keinginan kita sendiri semudah membalikkan telapak tangan, :D

Teori Penetrasi Sosial atau Teori Mengupas Bawang

Teori Penetrasi Sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman & Dalmas Taylor. Teori penetrasi sosial secara umum membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal. Di sini dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi di antara keduanya, atau dalam bahasa Altman dan Taylor: penetrasi sosial.
Altman dan Taylor (1973) membahas tentang bagaimana perkembangan kedekatan dalam suatu hubungan. Menurut mereka, pada dasarnya kita akan mampu untuk berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh kita mampu melalui proses “gradual and orderly fashion from superficial to intimate levels of exchange as a function of both immediate and forecast outcomes.”
Altman dan Taylor mengibaratkan manusia seperti bawang merah. Maksudnya adalah pada hakikatnya manusia memiliki beberapa layer atau lapisan kepribadian. Jika kita mengupas kulit terluar bawang, maka kita akan menemukan lapisan kulit yang lainnya. Begitu pula kepribadian manusia.
Lapisan kulit terluar dari kepribadian manusia adalah apa-apa yang terbuka bagi publik, apa yang biasa kita perlihatkan kepada orang lain secara umum, tidak ditutup-tutupi. Dan jika kita mampu melihat lapisan yang sedikit lebih dalam lagi, maka di sana ada lapisan yang tidak terbuka bagi semua orang, lapisan kepribadian yang lebih bersifat semiprivate. Lapisan ini biasanya hanya terbuka bagi orang-orang tertentu saja, orang terdekat misalnya.
Dan lapisan yang paling dalam adalah wilayah private, di mana di dalamnya terdapat nilai-nilai, konsep diri, konflik-konflik yang belum terselesaikan, emosi yang terpendam, dan semacamnya. Lapisan ini tidak terlihat oleh dunia luar, oleh siapapun, bahkan dari kekasih, orang tua, atau orang terdekat manapun. Akan tetapi lapisan ini adalah yang paling berdampak atau paling berperan dalam kehidupan seseorang.
Kedekatan kita terhadap orang lain, menurut Altman dan Taylor, dapat dilihat dari sejauh mana penetrasi kita terhadap lapisan-lapisan kepribadian tadi. Dengan membiarkan orang lain melakukan penetrasi terhadap lapisan kepribadian yang kita miliki artinya kita membiarkan orang tersebut untuk semakin dekat dengan kita. Taraf kedekatan hubungan seseorang dapat dilihat dari sini.
Dalam perspektif teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor menjelaskan beberapa penjabaran sebagai berikut:
Pertama, Kita lebih sering dan lebih cepat akrab dalam hal pertukaran pada lapisan terluar dari diri kita. Kita lebih mudah membicarakan atau ngobrol tentang hal-hal yang kurang penting dalam diri kita kepada orang lain, daripada membicarakan tentang hal-hal yang lebih bersifat pribadi dan personal. Semakin ke dalam kita berupaya melakukan penetrasi, maka lapisan kepribadian yang kita hadapi juga akan semakin tebal dan semakin sulit untuk ditembus. Semakin mencoba akrab ke dalam wilayah yang lebih pribadi, maka akan semakin sulit pula.
Kedua, keterbukaan-diri (self disclosure) bersifat resiprokal (timbal-balik), terutama pada tahap awal dalam suatu hubungan. Menurut teori ini, pada awal suatu hubungan kedua belah pihak biasanya akan saling antusias untuk membuka diri, dan keterbukaan ini bersifat timbal balik. Akan tetapi semakin dalam atau semakin masuk ke dalam wilayah yang pribadi, biasanya keterbukaan tersebut semakin berjalan lambat, tidak secepat pada tahap awal hubungan mereka. Dan juga semakin tidak bersifat timbal balik.
Ketiga, penetrasi akan cepat di awal akan tetapi akan semakin berkurang ketika semakin masuk ke dalam lapisan yang makin dalam. Tidak ada istilah “langsung akrab”. Keakraban itu semuanya membutuhkan suatu proses yang panjang. Dan biasanya banyak dalam hubungan interpersonal yang mudah runtuh sebelum mencapai tahapan yang stabil. Pada dasarnya akan ada banyak faktor yang menyebabkan kestabilan suatu hubungan tersebut mudah runtuh, mudah goyah. Akan tetapi jika ternyata mampu untuk melewati tahapan ini, biasanya hubungan tersebut akan lebih stabil, lebih bermakna, dan lebih bertahan lama.
Keempat, depenetrasi adalah proses yang bertahap dengan semakin memudar. Maksudnya adalah ketika suatu hubungan tidak berjalan lancar, maka keduanya akan berusaha semakin menjauh. Akan tetapi proses ini tidak bersifat eksplosif atau meledak secara sekaligus, tapi lebih bersifat bertahap. Semuanya bertahap, dan semakin memudar.
Dalam teori penetrasi sosial, kedalaman suatu hubungan adalah penting. Tapi, keluasan ternyata juga sama pentingnya. Maksudnya adalah mungkin dalam beberapa hal tertentu yang bersifat pribadi kita bisa sangat terbuka kepada seseorang yang dekat dengan kita. Akan tetapi bukan berarti juga kita dapat membuka diri dalam hal pribadi yang lainnya. Mungkin kita bisa terbuka dalam urusan asmara, namun kita tidak dapat terbuka dalam urusan pengalaman di masa lalu. Atau yang lainnya.
Karena hanya ada satu area saja yang terbuka bagi orang lain (misalkan urusan asmara tadi), maka hal ini menggambarkan situasi di mana hubungan mungkin bersifat mendalam akan tetapi tidak meluas (depth without breadth). Dan kebalikannya, luas tapi tidak mendalam (breadth without depth) mungkin ibarat hubungan “halo, apakabar?”, suatu hubungan yang biasa-biasa saja. Hubungan yang intim adalah di mana meliputi keduanya, dalam dan juga luas.
Keputusan tentang seberapa dekat dalam suatu hubungan menurut teori penetrasi sosial ditentukan oleh prinsip untung-rugi (reward-costs analysis). Setelah perkenalan dengan seseorang pada prinsipnya kita menghitung faktor untung-rugi dalam hubungan kita dengan orang tersebut, atau disebut dengan indeks kepuasan dalam hubungan (index of relational satisfaction). Begitu juga yang orang lain tersebut terapkan ketika berhubungan dengan kita. Jika hubungan tersebut sama-sama menguntungkan maka kemungkinan untuk berlanjut akan lebih besar, dan proses penetrasi sosial akan terus berkelanjutan.
Altman dan Taylor merujuk kepada pemikiran John Thibaut dan Harold Kelley (1952) tentang konsep pertukaran sosial (social exchange). Menurut mereka dalam konsep pertukaran sosial, sejumlah hal yang penting antara lain adalah soal relational outcomes, relational satisfaction, dan relational stability.
Thibaut dan Kelley menyatakan bahwa kita cenderung memperkirakan keuntungan apa yang akan kita dapatkan dalam suatu hubungan atau relasi dengan orang lain sebelum kita melakukan interaksi. Kita cenderung menghitung untung-rugi. Jika kita memperkirakan bahwa kita akan banyak mendapatkan keuntungan jika kita berhubungan dengan seseorang tersebut maka kita lebih mungkin untuk membina relasi lebih lanjut.
Dalam masa-masa awal hubungan kita dengan seseorang biasanya kita melihat penampilan fisik atau tampilan luar dari orang tersebut, kesamaan latar belakang, dan banyaknya kesamaan atau kesamaan terhadap hal-hal yang disukai atau disenangi. Dan hal ini biasanya juga dianggap sebagai suatu “keuntungan”.
Akan tetapi dalam suatu hubungan yang sudah sangat akrab seringkali kita bahkan sudah tidak mempermasalahkan mengenai beberapa perbedaan di antara kedua belah pihak, dan kita cenderung menghargai masing-masing perbedaan tersebut. Karena kalau kita sudah melihat bahwa ada banyak keuntungan yang kita dapatkan daripada kerugian dalam suatu hubungan, maka kita biasanya ingin mengetahui lebih banyak tentang diri orang tersebut.
Menurut teori pertukaran sosial, kita sebenarnya kesulitan dalam menentukan atau memprediksi keuntungan apa yang akan kita dapatkan dalam suatu hubungan atau relasi dengan orang lain. Karena secara psikologis apa yang dianggap sebagai “keuntungan” tadi berbeda-beda tiap-tiap orang. Teori pertukaran sosial mengajukan dua standar umum tentang apa-apa yang dijadikan perbandingan atau tolok ukur dalam mengevaluasi suatu hubungan interpersonal.
Yang pertama, terkait dengan relative satisfaction (kepuasan relatif): seberapa jauh hubungan interpersonal tersebut dapat membuat kita bahagia atau justru tidak bahagia. Thibaut dan Kelley menyebut hal ini sebagai comparison level.
Misalkan saja kita ambil contoh ketika kita mengobrol dengan kekasih kita melalui telpon. Jika kita biasanya berbincang melalui telpon dengan kekasih kita dalam hitungan waktu 1 jam, maka angka 1 jam akan menjadi tolok ukur kepuasan kita dalam hubungan tersebut. Jika ternyata kita mengobrol lebih lama dari 1 jam, katakanlah 1 jam 30 menit maka kita akan menilai hal tersebut lebih dari memuaskan. Akan tetapi begitu pula sebaliknya, jika ternyata kita hanya berbincang kurang dari 1 jam kita cenderung menganggap obrolan kita tersebut kurang memuaskan. Ini memang hanya salah satu faktor saja dalam menilai kepuasan dalam hubungan via telpon tersebut. Faktor lainnnya yang juga dijadikan pertimbangan adalah nada bicara, intonasi, topik yang dibicarakan, kehangatan bicara, dan seterusnya.
Selain itu, comparison level kita dalam hal pertemanan, asmara, hubungan keluarga, banyak dipengaruhi oleh bagaimana sejarah hubungan interpersonal kita di masa lalu. Kita menilai nilai suatu hubungan berdasarkan perbandingan dengan pengalaman kita di masa yang lampau. Kita cenderung menyimpan secara baik kenangan kita dalam hubungan interpersonal dengan pihak lain untuk dijadikan semacam perbandingan dalam hubungan interpersonal kita di masa sekarang dan di masa depan. Ini juga tolok ukur yang sangat penting.
Yang kedua, oleh Thibaut dan Kelley disebut sebagai the comparison level of alternatives. Pada tahapan ini kita memunculkan suatu pertanyaan dalam hubungan interpersonal kita. Kita mulai mempertanyakan kemungkinan apa yang ada di luar hubungan yang sedang dijalani tersebut. Pertanyaan tersebut antara lain “Apakah saya akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak jika saya berhubungan dengan orang yang lain?” atau pertanyaan “Kemungkinan terburuk apa yang akan saya dapatkan jika saya tetap berhubungan dengan orang ini?”.
Semakin menarik kemungkinan yang lain di luar hubungan tersebut maka ketidakstabilan dalam hubungan kita akan semakin besar. Dalam hal ini terkesan teori pertukaran sosial ini lebih mirip dengan kalkulasi ekonomis tentang untung-rugi, memang. Banyak pihak yang menyebutkan teori ini sebagai theory of ecomonic behavior.
Tidak seperti comparison level, comparison level of alternatives tidak mengukur tentang kepuasan. Konsep ini tidak menjelaskan mengapa banyak orang yang tetap bertahan dalam suatu hubungan dengan orang yang sering menyiksa dirinya, sering menyakiti.
Maka menurut teori ini, kunci dari suatu hubungan yang akan tetap terbina adalah sejauh mana suatu hubungan itu memberikan keuntungan, sejuah mana hubungan tersebut mampu menghasilkan kepuasan, sejauh mana hubungan tersebut tetap stabil, dan tidak adanya kemungkinan yang lain yang lebih menarik daripada hubungan yang sedang mereka jalani tersebut.
Teori ini sendiri tidak terlepas dari sejumlah kritikan. Ada kritikan yang menyatakan bahwa seringkali cepat-lambatnya suatu hubungan tidak bersifat sengaja atau mampu diprediksikan sebelumnya. Ada kalanya ketika kita dengan terpaksa harus cepat mengakrabkan diri dengan seseorang tertentu, dan kita tidak memiliki pilihan yang lain. Teori tersebut tidak mampu menjelaskan soal ini.
Teori ini juga tidak mengungkapkan persoalan gender dalam penjelasannya. Padahal perbedaan gender akan sangat berpengaruh kepada persoalan keterbukaan-diri dalam relasi interpersonal. Bahkan penelitian selanjutnya dari Altman dan Taylor mengungkapkan bahwa males are less open than females.
Altman dan Taylor juga hampir secara konsisten menggunakan perspektif untung-rugi dalam menilai atau mengukur suatu relasi interpersonal. Pertanyaannya yang pertama muncul adalah sejauh mana kita akan konsisten dalam menilai yang mana yang merupakan keuntungan dan yang mana yang merupakan kerugian bagi diri kita dalam hubungan tersebut? Dan pertanyaan yang kedua adalah sejauh mana kita akan terus bersifat egois dalam suatu hubungan dengan orang lain?
Kita juga sering merasa bahwa dalam suatu hubungan interpersonal bahwa segalanya tidak melulu tentang diri kita, tentang apa keuntungan yang kita dapatkan dalam hubungan tersebut. Bahkan kita seringkali merasa senang bahwa teman kita mendapatkan suatu keuntungan atau kabar yang menggembirakan. Walaupun hal itu bukan terjadi pada diri kita, ternyata kita juga mampu untuk turut berbahagia. Hal ini juga tidak mampu dijelaskan dalam teori tersebut.

Rabu, 16 Maret 2016

The Legend of The Holy Stone-Papua

From Papua’s legend, there was a holy stone in Gunung Kamboi Rama, Yapen Island, Papua. In front of Kamboi Rama Mountain, there were 2 small villages. The name of that villages were Kamboi Rama and Aroempi. In Kamboi Rama village was inhabited with villagers meanwhile, in Aroempi village fulled with sago’s plant. That sago’s plants were Iriwonawani’s assets. From this village also the legend of the holy stone.
For complied their daily need, Kamboi Rama’s men hunted animals meanwhile, Desa Kamboi Rama’s women found sago in Aroempi. Before they found sago in Aroempi, villagers usually did worship to Iriwonawani God.
Iriwonawani God Angry
Along the time, sago in Aroempi village decreased because, Kamboi Rama’s villagers continually picked up sago without plant sago’s plant again. Iriwonani God was angry. The God also moved his sago’s plants to another place. Kamboi Rama’s villagers felt scare. On the orders of tribal chief, they moved to the seashore. They built new village on seashore. That village named Randuayaivi village. All villagers moved except a couple of husband and wife which name Isoray and Irimiami.
One day, after they went home from field, Irimiami took a rest while was leaning against a tree meanwhile, Isoray took a rest with sit on a big stone. A few time after that, Isoray felt his butt became hot then, he shouted because, the heat of that stone.
Isoray shouted “Why this stone be very hot.”. Irimiami said “My husband, this stone is very hot” Isoray pointed to a stone that she sit before.
Irimiami felt curious then, she hold to that stone with her hand. She pulled her hand because, she felt hot. Then, Irimiami took deer’s meat. She put that meat on that stone. Shortly after that, deer’s meat became cooked. Saw that moment, they felt scare, and prayed to Iriwonawani God in order to didn’t become forest fires because fire that looked out from that hot stone. Fortunately, Iriwonawani God blessed their wishes.
The next day, they visited again that stone. They did experiments with put dried leaves in front of that stone. Shortly after that, the grasses also leaves dried because heat then burnt. Both of them panic and prayed to Iriwonawani God for extinguishing the fire. But this time, Iriwonawani God didn’t bless their wishes. Fire became bigger. That fire looked out from Randuayaivi village which located on seashore.
            Randuayaivi’s villagers were shouting “There is wildfire…there is wildfire…”
The villagers automatically hurried up to Kamboi Rama’s village to extinguish the fire. Finally because helps from villagers, fire succeed was quenched. After calm situation, Irimiami told about that hot stone. Then, the villagers tried to put meat on that stone. Shortly after that, the meat cooked.
The legend of holy stone’s tradition party
Irimiami suggested for every year that held tradition party on that stone. Randuayaivi’s tribal chief agreed. Until now that stone is the holy stone for the local people.
The next day, the villagers brought some foods to that stone. They would cook the foods on that stone. They held party around that holy stone. During the party was held, Irimiami and Isoray told all moments that had been to that holy stone.

Until now, Yapen island’s villagers still conserve that culture. They often gather in front of holy stone to conserve the culture which started by their ancestors, Irimiami and Isoray while intertwined their relationship.

The Origin of Catu’s Hill-Bali


One day in Bali’s island inland, there was a prosperous and fertile village. The fields always gave plentiful harvests. In that village there was a farmer whose name Mr. Jurna. He had a wife. They wanted paddy harvest’s result more plentiful than before. Mr. Jurna suggested to his wife. "Hem, I think I should we vowed in this planting season.” Mrs. Jurna asked "What must we vowed?" Mr. Jurna said with much hope "If paddy harvest more plentiful we will make a big rice tumpeng.” Mrs. Jurna agreed.

The result, Mr. Jurna’s harvest’s increased. With Mr. Jurna’s vow, automatically Mr. Jurna and his wife made a big rice tumpeng. Mr. Jurna also made eat and drink party. But, Mr. Jurna and his wife didn’t satisfy with the result of the harvests. They wanted to vow again in next paddy season. Mr. Jurna said "Now, we will vow again. If paddy harvests more plentiful, we will make 3 big rice tumpengs.” His wife agreed. They also wanted to make party which more rousing than the last party.

The result of paddy harvest’s increased again. Mr. Jurna and his wife automatically did they vow. A half of their harvests, they used to buy livestock. But, they still didn’t satisfy. Mr. Jurna and his wife vowed again and will made 5 big tumpengs if their harvests and livestock were increasing. Next the result of harvests more abounded and their livestock much than before. "An endowment from God, God blesses our wishes." said Mr. Jurna.
In a sunny morning, Mr. Jurna went to rice field. When he arrived in the edge of rice field, he saw something strange. "A heap land as big as catu?" asked him on his heart. Mr. Jurna murmured while he was remembering "I feel, yesterday this heap land wasn’t exist." Catu was rice graduated tool from coconut shell. After he observed that heap land, Mr. Jurna immediately continued his journey to surround his field. After that, he went home. At his home, Mr. Jurna told to his wife what have been. Immediately, he suggested to make rice catu like what he saw at field. Mrs. Jurna supported his husband.

Mrs. Jurna suggested "I think, how about we make some rice catus. With that, our harvests will abounds, so our harvests can exceed other’s harvests.”
Their harvests exceeded. Their granary fulled. Mr. Jurna’s neighbors amazed with their harvests. "Mr. Jurna is accomplished farmer.” Said a middle-aged man to his friends. One of his friends was chiming while he smiled "He isn’t accomplished farmer but, he is a lucky farmer." Mr. Jurna and his wife made some rice catus. Party immediately held very rousing. Mr. Jurna immediately brought some rice catus to the place of heap land as big as catu. But, Mr. Jurna very surprised when he saw that catu bigger than before.

Mr. Jurna willpowered with arrogant’s suggestive "Well, I will make rice catu as big as this heap land which bigger than before.” Mr. Jurna immediately went home and asked his wife to make a rice catu which bigger.
Mr. Jurna was bringing a rice catu while he hummed and was accompanied with gurgling sound from field’s water. But, after he arrived on that place, Mr. Jurna aghasted.


He squealed "Oh My God! This catu is bigger and higher!" Mr. Jurna said arrogantly “No problem. I still have some saving rices that I can make as big as this catu.” That was been. Every Mr. Jurna made bigger rice catu, that heap land bigger and higher. Sooner that heap land became a hill.

Mr. Jurna and his wife resigned. They can’t make rice catu again. Mr. Jurna became poor because his acts and his pride. So, that heap land became a hill that named Bukit Catu.

Mandate : Grateful for everything God’s giving. Don’t be very arrogant and greedy.