Asmodeus merupakan perwakilan dari 7 Dosa Mematikan yang
mewakilkan nafsu birahi. Ia sering diasosiasikan dengan wujud kuat, dan
memiliki 3 kepala, yang pertama adalah banteng, kedua menyerupai manusia dan
ketiga adalah domba jantan. Selain itu, ia memiliki ekor ular dan dari mulutnya
muncul api dan berdudukkan di atas naga neraka. Manusia yang tergoda dalam
godaan Asmodeus akan dihukum selamanya dalam neraka tingkat dua.
Banyak muda-mudi jaman sekarang yang asyik
masuk terseret dalam pergaulan bebas. Pacaran seolah menjadi budaya. Pacaran
menjadi nuansa bagi mereka untuk menuangkan rasa cinta pada sang kekasih. Rasa
rindu ingin bertemu selalu menghantui mereka, para remaja yang sedang dimabuk
cinta. Malangnya, ajang bercengkerama dua anak manusia berlainan jenis (bukan
muhrim) ini lebih digemari dari pada membaca buku-buku motivasi atau kegiatan
positif lainnya. Lebih malang lagi, tontonan sinetron-sinetron di televisi
lebih memperparah lagi keadaan ini.
Tak dapat dipungkiri lagi, di masa sekarang, ada keprihatinan
mendalam di balik fenomena itu. Dengan “mengatasnamakan cinta”, muda-mudi itu
banyak yang lupa akan batasan-batasan yang digariskan agama. Melalui ajang yang
disebut pacaran itu, terjadilah sebuah interaksi intensif dari perasaan saling
suka, sering bertemu, dan seterusnya yang berujung pada terjadinya berbagai
kontak fisik dalam kesempatan yang sepi berdua. Tak jarang mereka sampai
terjerumus ke jurang perzinaan, karena tak bisa mengendalikan diri. Akhirnya,
hubungan yang awalnya istimewa bagi mereka, menjadi penyebab terjadinya dosa
besar dan hancurnya masa depan bagi pelakunya dan lihatlah QS. Al-Isra ayat 32:
Yang artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina ; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”

